1. KERAGAMAN SEBAGAI SUMBER KONFLIK
A. Konflik
Sosial Bernuansa SARA
Konflik SARA
ini terjadi akibat perbedaa n suku bangsa, bahasa, ras, agama, kedaerahan, adat
istiadat, dan budaya yang berpotensi mengancam integrasi Nasional. Salah satu
contoh dari konflik sosial yang bernuansa SARA ini adalah perang Sampit.
Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia, berawal pada
Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota
Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota
Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran
Madura dari pulau Madura. Konflik tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika
dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak. Konflik Sampit
mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura
kehilangan tempat tinggal. Banyak warga Madura yang juga ditemukan dipenggal
kepalanya oleh suku Dayak.
B. Primodialisme
dan Politik Aliran
Primordialisme
adalah sebuah pandangan atau paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa
sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, maupun segala
sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya. Di bidang politik, muncul
kecenderungan terjadinya politik aliran, yaitu kegiatan politik praktis anggota
masyarakat yang didorong oleh sentimen primordial. Pada saat ini,
kecenderungan politik aliran tercermin dari pembentukan berbagai partai-partai
berbasis agama yang ada di Indonesia, seperti PKS, PDS, PBB, PPP, dan Partai
Krisna.
C. Sikap
Etnosentrisme
Etnosentrisme
adalah sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan
sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan
masyarakat dan kebudayaan lain. Apabila tidak dikelola dengan baik, perbedaan
buaya dan adat istiadat antarkelompok masyarakat tersebut akan menimbulkan
konflik sosial akibat adanya sikap etnosentrisme dan dapat mendorong terjadinya
sikap Xenophobia, yaitu perasaan kebencian terhadap orang asing yang
berlebihan. Selain memiliki dampak negatif, sikap Etnosentrisme juga memiliki
dampak positif untuk meningkatkan rasa nasionalisme pada suatu bangsa. Contoh
positif sikap Etnosentrisme adalah pada saat terjadinya sengketa masalah
kepulauan Ambalat di Kalimantan Selatan yang diklaim sebagai daerah Malaysia.
Semenjak itu, muncul gelombang unjuk rasa yang dilakukan oleh berbagai kelompok
masyarakat yang menuntut ketegasan pemerintah untuk menyelesaikan kasus
tersebut.
2. KERAGAMAN SEBAGAI ASET
Keberhasilan
dari semboyan Bhineka Tunggal Ika salah satunya adalah mengikat keragaman
budaya Indonesia sebagai aset bangsa. Indonesia patut berbangga karena berkat
ragam budaya yang dimilikinya, negara ini terkenal menjadi bangsa yang utuh
bersatu.
Berkat
34 propinsi dan sekitar 700 suku daerah yang dimilikinya, Indonesia bisa
memiliki budaya yang beragam sehingga menambah perbendaharaan aset bangsa.
Keragaman budaya tersebut tentu saja membawa dampak positif bagi kehidupan
rakyat Indonesia yaitu meningkatnya kesejahteraan sosial dan citra yang baik
menyangkut hubungan internasional.
A.
Kebudayaan
Indonesia
Kebudayaan
adalah hasil cipta dan karsa manusia. Negara tanpa kebudayaan, sama halnya
negara tanpa identitas. Kebudayaan nasional Indonesia telah dijadikan sebagai
identitas bangsa berdasarkan ketetapan Tap MPR No. II tahun 1998. Kebudayaan
Indonesia tercipta dari budaya daerah yang beragam dan kebudayaan baru yang
terbentuk karena proses asimilasi atau pertukaran di dalamnya.
Kebudayaan
Indonesia atau di sebut juga kebudayaan nasional juga tercermin melalui 3
perwujudan budaya daerah, antara lain: pengetahuan akar budaya asal, perilaku
masyarakat daerah, dan adat istiadat yang masih berlaku. Perwujudan
kebudayaan daerah juga banyak
mempengaruhi khasanah budaya nasional.
Dibawah
ini hasil-hasil kebudayaan daerah yang menjadi kebudayaan nasional dan beberapa
contohnya yang sudah tak asing lagi di masyarakat, antara lain :
• Bahasa , contoh: bahasa Betawi, Jawa dan
Sunda.
• Rumah Adat, contoh: rumah Joglo dari Jawa dan
rumah Gadang suku Minang.
• Upacara Adat, contoh: upacara Ruwatan pada
suku Jawa dan ngaben di Bali.
• Tarian tradisional, contoh: tari Kecak dari
Bali dan Jaipong milik suku Sunda.
• Lagu , contoh: Bubuy bulan dari Jawa Barat
dan rasa Sayange dari Maluku.
• Musik, contoh : Gamelan dari Jawa Tengah dan
Angklung dari Jawa Barat.
• Seni Rupa, contoh: Wayang dari Jawa dan
patung dari Bali.
• Seni Suara, contoh: Sinden dari Jawa.
• Seni Sastra, contoh: Pantun dari Sumatera.
• Pakaian Adat, contoh: Kebaya dari Jawa dan
baju Kurung dari Sumatera.
• Makanan, contoh: Rendang Padang dan Pempek
Palembang.
B.
Warisan
Budaya
Warisan atau
peninggalan budaya adalah salah satu aset bangsa yang harus di jaga dan
dilestarikan oleh segenap bangsa, demi menghindari adanya pencurian dan
pengalihan yang diakui pihak asing. Indonesia pun pernah kecolongan tentang hal
ini , seperti Batik dan Reog Ponorogo yang pernah diakui dari Malaysia.
Beruntungnya pemerintah Indonesia
cepat tanggap dengan mendaftarkan warisan budayanya ke UNESCO yaitu badan PBB
yang membidangi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Berikut adalah warisan
budaya Indonesia yang telah diakui, yaitu: Candi Borobudur dan Prambanan yang
disetujui pada tahun 1991, Situs Sangiran(1996), Wayang(2003), Keris(2005),
Batik(2009), Angklung(2010). Selain itu Taman Nasional seperti Ujung Kulon,
Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Lorentz Papua dan Hutan Hujan Tropis
Sumatera telah disetujui pula oleh UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia.
Banyaknya warisan budaya yang telah diakui oleh dunia internasional, membawa
keuntungan tersendiri bagi Indonesia, yaitu adanya peningkatan industri
pariwisata sehingga menambah devisa bagi negara. Namun semua itu tentu saja
berkat kerja sama yang baik antara pemerintah dan rakyatnya yang telah menjaga
dan melestarikan keragaman budaya Indonesia sebagai aset bangsa.
ISBDSEBAGAIALTERNATIFPEMECAHAN
MASALAH SOSIAL DAN BUDAYA
ISBD
sebagai integerasi dari ISD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial
dan kosep-konsep budaya kepada mahasiswa, sehingga mampu mengkaji masalah
sosial, kemanusiaan, dan budaya, sehingga diharapkan mahasiswa peka, tanggap,
kritis serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara
arif.
1. Manusia dan Masalahnya
Setiap manusia memiliki masalah dan yang membedakan nya adalah volume dan jenis masalahnya. Manusia dapat dikatakan dewasa jika mampu menyikapi masalah – masalahnya.
Manusia memiliki masalah sosial, masalah sosial adalah suatu kondisi dimana terganggunya sebagian besar kehidupan masyarakat dan perlu dicari jalan pemecahannya.
Manusia memiliki masalah karena :
Perkembangan budaya, budaya berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal, moral, sopan, tata krama. Sedangkan daya adalah unsur perbuatan jasmani/ kekuatan/ kemampuan untuk cipta, rasa, karya, karsa. Jadi perkembangan budaya adalah perkembangan akal, moral, kesopanan , tata krama dalam perbuatan jasmani agar mampu menciptakan, merasakan, membuat karya yang mampu digunakan oleh manusia itu sendiri.
Budaya dibagi menjadi :
1.Fisik
Semua budaya yang berbentuk benda.
2.Non fisik
Berupa aturan, norma, adat – istiadat, sistem sosial. Proses terjadinya aturan, norma, adat – istiadat atas dasar kesepakatan masyarakat setempat dan tidak bersifat universal. Akal yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya.
Dalam ISBD juga mempelajari sistem sosial. Sistem sosial adalah seperangkat aturan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat, yang kadang berbenturan juga dengan budaya. Benturan budaya itu adalah priksi budaya ( karena memaksakan budaya/ norma/ kita dengan budaya/ norma orang lain.
Selain itu ISBD juga mempelajari mengenai sanksi. Intinya sanksi itu bersifat menyakitkan.
Sanksi terbagi menjadi :
1.Moral
Hati nurani yang dibayangi rasa bersalah dan berdosa.
2.Sosial
Sanksi dikucilkan masyarakat.
3.Hukum / fisik
Apabila melakukan pelanggaran aturan, norma, adat maka akan diproses dipengadilan dan dipenjara (KUHAP).
1. Manusia dan Masalahnya
Setiap manusia memiliki masalah dan yang membedakan nya adalah volume dan jenis masalahnya. Manusia dapat dikatakan dewasa jika mampu menyikapi masalah – masalahnya.
Manusia memiliki masalah sosial, masalah sosial adalah suatu kondisi dimana terganggunya sebagian besar kehidupan masyarakat dan perlu dicari jalan pemecahannya.
Manusia memiliki masalah karena :
Perkembangan budaya, budaya berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal, moral, sopan, tata krama. Sedangkan daya adalah unsur perbuatan jasmani/ kekuatan/ kemampuan untuk cipta, rasa, karya, karsa. Jadi perkembangan budaya adalah perkembangan akal, moral, kesopanan , tata krama dalam perbuatan jasmani agar mampu menciptakan, merasakan, membuat karya yang mampu digunakan oleh manusia itu sendiri.
Budaya dibagi menjadi :
1.Fisik
Semua budaya yang berbentuk benda.
2.Non fisik
Berupa aturan, norma, adat – istiadat, sistem sosial. Proses terjadinya aturan, norma, adat – istiadat atas dasar kesepakatan masyarakat setempat dan tidak bersifat universal. Akal yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya.
Dalam ISBD juga mempelajari sistem sosial. Sistem sosial adalah seperangkat aturan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat, yang kadang berbenturan juga dengan budaya. Benturan budaya itu adalah priksi budaya ( karena memaksakan budaya/ norma/ kita dengan budaya/ norma orang lain.
Selain itu ISBD juga mempelajari mengenai sanksi. Intinya sanksi itu bersifat menyakitkan.
Sanksi terbagi menjadi :
1.Moral
Hati nurani yang dibayangi rasa bersalah dan berdosa.
2.Sosial
Sanksi dikucilkan masyarakat.
3.Hukum / fisik
Apabila melakukan pelanggaran aturan, norma, adat maka akan diproses dipengadilan dan dipenjara (KUHAP).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar